
In 1979 I was born in Semarang, at that time only was born until I was 4 years old. After that papa moved to Sukoharjo and we as a family went along there. Sukoharjo, was located on the south of the Solo city, approximately 20 km. There I with the living family. In 1984, the age 5 years, I entered TK Teladan, I was smallest around other and most hard-working friends went to school. I began to be studying the bicycle, although still with the wheel of three, hahaha... and often played in a second manner my older sister, played the rope, “engklek”, “delik'an” (petak umpet) and the “gerobak sodor”. The age 6 years, early entered SDC the class 1, papa moved to Ungaran. And we as a family then took part in moving to Ungaran.

In Tarubudaya, the moderate teammate many and I including smallest around friends who have sat in the class 3 - 4 SD. We’r played the kite, setinan (marble), football, exercises, until played in the forest searched "pitik the foundation" (the forest chicken) & looked for the fish in the river (the time). Hmm.. moderate naughty time also here. By the way, I studied the wheel of two in Ungaran, so I often pit-pitan (bicycle-sepedaan) until far and return home-return home in marahin was the same mama.

Akhir tahun 1987, mama dan aku pindah ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sedangkan ke-dua kakakKu masih tinggal di Ungaran. Waktu itu aku kelas 2 SD. Hmmm.. pikiran anak kelas 2 SD tentang Kalimantan Tengah waktu itu : "rumahKu di sana (Kalteng) nanti dekat sungai, sekeliling rumahKu di sana (Kalteng) semuanya hutan, dan bahasa di sana (Kalteng) pasti beda dengan di sini (Jawa)". Dan satu lagi yang bikin aku senang & bahagia banget waktu itu.. "aku naik pesawat terbang", hahaha.. dan yang bikin aku sedih.. "aku pindah sekolah lagi".
Kemeja lengan pendek, celana panjang jeans, rambut klimis basah, aroma minyak wangi, semua kelihatan rapi dan sempurna. Saat nya aku dan mama berangkat ke Kalteng naik pesawat, yang nganter ke bandara sekampung (tente sekeluarga, om sekeluarga, budhe sekeluarga, dan ke-dua kakakKu), hohoho... Pada waktu itu (1987), naik pesawat tuh keereen baangeet, hahaha…
Bouraq Airlines, pesawat pertama kali yang aku naikin. Begitu "berisik", begitu "nyaring", dan begitu "bergetar", tapi aku tetep senang dan bangga, hohoho... Pesawat take off dari Bandara A.Yani Semarang menuju Bandara Samsudin Noor Banjarmasin. Dilanjutkan naik pesawat capung (max 10 orang) menuju Bandara Cilik Riwut Palangkaraya. Pesawat ini 2x lebih "berisik, lebih nyaring, dan lebih bergetar" T_T!

Awal tahun 1988, kami pindah ke rumah dinas di Jl. Imam Bonjol. Jalan itu salah satu jalan protokol, yang menghubungkan "Bundaran Kecil" dan "Bundaran Besar", kurang lebih 4 km panjangnya. Sebagian besar setiap rumah mempunyai perkarangan/halaman yang luas. Ibukota Kalimantan Tengah ini termasuk kota yang kecil dibandingkan dengan propinsi lain yang ada di Kalimantan sekitarnya. Di sini juga minim akan hiburan dan obyek wisata.
Aku mempunyai banyak teman bermain, selain teman sekolah, teman sekitar rumah yang baru, juga teman sekitar rumah pertama kali aku singgah di kota ini (paviliun teman papa). Permainan di sini tidak jauh berbeda dengan di Jawa, cuma namanya saja yang berbeda. Kasti salah satu permainan favorit di sini, setiap 3 tahun sekali pasti ada pertandingan kasti antar sekolah. Selain itu kami juga bermain sepak bola, layang-layang, kelereng, main gambar tempel (permainan kartu), grobak sodor, bentik, engklek, bola lempar (bola yang di lempar ke dinding), mercon, perang-perangan, ding-dong, cari ikan, berenang di sungai, mancing, main perahu-perahu'an, jalan-jalan pake sepeda, tamiya, dan nyolong ketela. Hmm.. begitu menarik permainan masa kecilKu dulu.
Di tahun 1988, hanya TVRI saluran televisi satu-satunya, sebagai channel berita sekaligus channel hiburan nomor satu, hihihi.. emang baru itu adanya, kecuali kalo punya parabola. Di sini rental/persewaan "video" cuma ada satu, itupun juga nggak komplit kaya' di Jawa. Hampir semua harga apa saja mahal, kecuali harga buah, coz emang buah di sini melimpah.
Bahasa sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia dan adat, bahasa adat di sini ada dua, bahasa Dayak dan bahasa Banjar, jadi dulu aku mahir ke-dua bahasa adat di sini. Sikap perilaku orang kalimantan emang agak berbeda dengan di jawa. Di sini cenderung tidak mengenal basa-basi, kalo "iya" pasti bilang "iya", kalo "nggak" pasti bilang "nggak", dan tutur katanya cenderung kasar. Tapi yang aku kagumi, pergaulan di sini tidak mamandang derajat. Entah miskin, entah kaya, semua sama.
Aku tinggal di Palangkaraya selama 5 tahun. Tahun 1992 begitu aku lulus SD aku pulang ke Solo ikut budhe. Sementara mama papa masih di sana. Hmm... lagi-lagi beradaptasi dengan lingkungan baru... @#$%!!!
Awal masa kecilKu yang bahagia dan penuh kenangan, yang mungkin tidak pernah aku lupakan seumur hidupKu, kota tercintaKu, Palangkaraya.
0 Comment:
Post a Comment
- Excellent resources on Beautiful Girl Models and Hot Sexy! -